Kamis, 25 Februari 2016

Why Is Human Called Animal Educandum and Animal Educabili? (Manusia dan Pendidikan)

Tentu saja manusia berbeda dengan binatang atau denga jenis makhluk hidup yang lain. Apakah makna pendidikan bagi manusia? Jawaban dari pertanyaan ini akan termuat dalam ensensi manusia. Berikut adalah beberapa hal yang penting tentang gambaran mengenai manusia.
a.   Manusia adalah satu-satunya makhluk yang dapat mewujudkan kemanusiaannya yang berbeda dengan dunia binatang karena manusia adalah makhluk yang memerlukan pendidikan. Tanpa pendidikan manusia tidak mungkin menjadi manusia atau mewujudkan kemanusiaannya. Inilah ungkapan manusia sebagai animal educandum.
b.    Manusia adalah animal educabili. Hal ini berarti bahwa manusia itu mempunyai potensi untuk dididik atau dikembangkan. Apabila manusia itu dilahirkan sudah sempurna, dia tidak memerlukan pendidikan lagi. Malaikat tidak perlu mendapatkan pendidikan tetapi manusia dngan serba ketidakberdayaannya memerlukan pendidikan sebagai suatu yang mutlak. Manusia diciptakan oleh Maha Pencipta dengan segala kesempurnaannya tetapi juga yang dilahirkan di dalam berbagai kelemahanya sebagai manusia, oleh sebab I uia memerlukan pendidikan untk mwujdkan kemanusiaannya sebagai potensi.
c.   Manusia adalah makhluk sosial. Dunia binatang juga mengenal kehdiupan sosial dalam kelompoknya tetapi hubungan yang ada dalam dunia binatang tidak sama dengan hubungan antarmanusia yang mengenal nilaimilai yang baik dan yang buruk atau penghayatan etika hanya dapat diperoleh hanya karena manusia dikaruniai kemampuan akal budi. Tanpa akal budi tidak mungkin dikembangkan kehidupan etika karena memerlukan pertimbangan-pertimbangan rasional dan emosional di dalam mengambil keputusan berdasarkan apa yang dianggap baik. Proses pendidikan merupakan suatu proses interaksi interpersonal dan oleh sebab itu proses pendidikan adalah proses dalam tataran sosial. Di dalam kaitan ini proses pendidikan yang bertujuan hanya untuk menelorkan pekerja-pekerja yang handal tetapu tanpa etika karena hanya untuk mengejar keuntungan semata-mata, bukanlah merupakan proses pendidikan yang sebenarnya. Selanjutnya, proses pendidikan sebagai proses interaksi antarmanusia mengeasumsikan bahwa manusia adalah makhluk sosial.
d.  Proses pendidikan terjadi dalam kehidupan masyarakat yang berbudaya. Kebudyaan manusia merupakan hasil interaksi dari anggota masyarakatnya yang kemudian diturunkan dari satu generasi ke generasi selanjutnya dengan proses perubahannya.
Apabila hakikat manusia sebagai makhlluk manusia yang dididik, yang mempunyai potensi untuk dididik, maka secara implisit pengakuan adanya kemampuan manusia untuk menjadi pendidik. Proses pendidikan bukannya suatu proses satu arah tetapi suatu proses dua arah antara pendidik dengan peserta didik. Jadi hakikat manusia tidak hanya sebagai animal educandum dan animal educabili tetapi juga animal educator (H.A.R. Tilaar&Riant Nugroho, 2012: 23-26).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar