Pendidikan
merupakan kegiatan yang hanya dilakukan manusia dengan lapangan yang sangat
luas, yang mencakup semua pengalaman serta pemikiran manusia tentang
pendidikan. Pendidikan sebagai suatu praktek dalam kehidupan seperti kegiatan
ekonomi, kegiatan hukum, kegiatan agama, dan lain-lain. Selain itu pendidikan
juga memiliki beberapa teori-teori yang digunakan sebagai landasannya.
a. Praktek Pendidikan
Menurut Redja M.
(Depdikbud: IKIP Bandung, 1991), praktek pendidikan adalah seperangkat kegiatan
bersama yang bertujuan membantu pihak lain agar mengalami perubahan tingkah
laku yang diharapkan. Praktek pendidikan dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu
aspek tujuan, aspek proses, kegiatan, dan aspek dorongan (motivasi). Tujuan
praktek pendidikan adalah membantu pihak lain mengalami perubahan tingkah laku
fundamental yang diharapkan. Proses kegiatan merupakan seperangkat kegiatan
sosial/bersama, usaha menciptakan peristiwa pendidikan dan mengarahkannya,
serta merupakan usaha secara sadar atau tidak sadar melaksanakan
prinsip-prinsip pendidikan. Dorongan atau motivasi untuk melaksanakan praktek pendidikan
muncul karena dirasakan adanya kewajiban untuk menolong orang lain. Praktek
pendidikan dapat membahayakan bagi perkembangan harkat kemanusiaan apabila
dilakukan tanpa didasarkan pada teori pendidikan atau filsafat pendidikan.
The Relationship of Philosophy to Educational
Practice (Sumber : Issues and alternatives in educational philosophy, George R.
Kight,1982: 33)
b. Teori Pendidikan
Berbicara tentang manusia akan mencakup harkat, derajat,
martabat, dan hak asasinya. Walaupun kita telah memahami berbagai teori
pendidikan, namun kita tidak boleh beranggapan bahwa kita telah memiliki resep
untuk menjalankan tugas dalam pendidikan. Sikun Pribadi (1980) mengemukakan
bahwa pendidikan tidak boleh disajikan dalam bentuk resep atau aturan yang
tetap untuk dijalankan. Karena hal yang terpenting adalah kepribadian dan
kreativitas pendidik sendiri. Pendidikan (walaupun harus didukung oleh ilmu pendidikan
atau pedagogik) dalam pelaksanaannya, lebih merupakan seni dari pada teori.
Pendidikan memerlukan teori pendidikan, karena teori pendidikan akan memberikan
manfaa sebagai beriku.
a) Teori pendidikan dapat dijadikan sebagai pedoman untuk
mengetahui arah dan tujuan yang akan dicapai;
b) Teori pendidikan berfungsi untuk mengurangi kesalahan-kesalahan
dalam praktek pendidikan. Dengan memahami teri kita akan mengetahui mana yang
boleh dan mana yang tidak boleh; dan
c) Teori pendidikan dapat dijadikan sebagai tolok ukur sampai di
mana kita telah berhasil melaksanakan tugas dalam pendidikan.
Dari uraian di
atas dieroleh hubungan fungsional antara filsafat dan teori pendidikan, yaitu:
a) Filsafat, dalam arti filosofis merupakan satu cara pendekatan
yang dipakai dalam memecahkan masalah pendidikan dan menyusun teori-teori
pendidikan oleh para ahli;
b) Filsafat, berfungsi memberi arah bagi teori pendidikan yang
telah ada menurut aliran filsafat tertentu yang memiliki relevansi dngan
kehidupan nyata; dan
Filsafat, dalam hal
ini filsafat pendidikan, mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk dan arah
dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan (pedagogik).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar